SOS Himafi: “Kepedulian yang Sederhana namun Berarti Bagi Mereka”

SOS Himafi: Keajaiban Sedekah

Dep. Sosial dan Rohani | 23 November 2021

Gambar 1 UUS

Sumber : Dokumen Pribadi

Ketika berada di luar, acap kali kita disuguhkan pemandangan kucing domestik bertubuh kurus juga kotor. Mungkin sedikit sekali dari kita yang akan menghiraukan hal tersebut. Mengapa? Mungkin karena kita masih bersikap individualis, kita masih belum menyadari bahwa pada hakikatnya; manusia, hewan, dan tumbuhan haruslah hidup berdampingan demi kelestarian bersama.

Alasan lain kita abai, mungkin karena kita takut akan virus dan kuman yang (misalnya) ada pada kucing tersebut. Sudah jadi rahasia umum, bahwa sebagian besar dari masyarakat kita lebih sepakat bahwa kucing ras jauh lebih unggul (lucu dan cantik) ketimbang kucing domestik.

Manusia adalah makhluk paling sempurna yang diciptakan Allah. Namun, mengapa terkadang mereka lalai akan
kekuatan yang mereka miliki, kekuatan yang seharusnya mereka alokasikan untuk melindungi dan mengayomi mahluk-mahluk lain yang secara entitas tidak lebih sempurna dibandingkan mereka.

Izinkan saya membagikan sedikit pengalaman saya dalam merawat kucing domestik. Begini ceritanya; Pada malam setelah saya pulang dari kegiatan sepanjang hari itu, tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri saya seraya berkata, “Apa kamu menyukai kucing, Nak? Di tepi jalan sana terdapat satu bayi kucing yang ditinggal induknya dan tengah kehausan sekarang, saya harap kamu dapat menolongnya,’’. Saya kaget kemudian langsung bergegas untuk menemui bayi kucing tersebut.

Jujur, begitu banyak pertanyaan terlintas dalam benak saya, ”Kemana orang-orang yang lebih dulu melihat bayi kucing tersebut? Mengapa mereka tidak menolongnya dahulu? Dimana empati dan simpati mereka sebagai manusia, setidaknya sebagai sesama mahluk hidup yang diciptakan untuk saling menolong dan melengkapi?”

Sesampainya saya di tempat bayi kucing tersebut, saya miris melihat kondisinya. Bayi kucing tersebut terlihat sangat kehausan dan kedinginan, saya refleks langsung menghangatkannya dengan seutas kain yang pada saat itu ada di saku celana saya. Sehabis menghangatkan bayi kucing tersebut seadanya, saya langsung bergegas ke pet shop terdekat untuk membelikan susu khusus bayi kucing sekaligus botol susunya.

Tak lama setelah itu, tanpa pikir panjang lagi, saya memutuskan untuk mengadopsi bayi kucing tersebut kemudian membawanya pulang. Saat itu saya berjanji kepada diri sendiri untuk menjaganya sampai ia mampu untuk menjaga dirinya sendiri.

Jujur pada saat itu, saya sudah mimiliki cukup banyak kucing. Namun, alasan tersebut tak lantas membuat saya tega untuk kemudian membiarkan dan menelantarkan bayi kucing tersebut. Saya percaya mungkin Allah menggerakkan hati saya untuk menjadi penolong bayi kucing tersebut.

Kini, bayi kucing laki-laki tersebut sudah tumbuh sehat, dan sudah saya beri nama Mochius. Nama yang bagus, bukan? Mari kita tingkatkan kepedulian kita terhadap setiap makhluk Allah yang ada di bumi. Karena boleh jadi pada kepedulian tersebut, Allah titipkan bekal kunci untuk menuju ke surga-Nya.


Posted

in

,

by

Tags: